Ciri-ciri "Toxic Relationship"

Susterslot-Harmful relationship adalah hubungan yang dipenuhi interaksi negatif dan membuat korbannya merasa tidak aman, stres, tertekan, dan rendah diri. Dikutip dari beberapa sumber dadn dirangkum "susterslot", penting untuk mengenali ciri harmful relationship, agar tak terjebak di dalamnya. Apa saja ciri harmful relationship? Menurut Psikolog Vania Susanto, ada 5 ciri harmful relationship.



Penelusuran "gamesplayyour.com" berikut adalah penjelasannya : 

1.  Intensuty 
"Ciri harmful relationship adalah force atau adanya sesuatu yang intens dan berlebihan," ujarnya dalam Online class Psikologi Bangkit dari Poisonous Relationship: Langkah Menuju Hubungan yang Sehat, belum lama ini. Misalnya, pasangan kerap mengkritik secara berlebihan, marah secara berlebihan, atau mengontrol kita secara berlebihan. Atau pasangan melakukan love bombarding. Yaitu, menunjukkan kasih sayang secara berlebihan dan memerkan kita ke mana sebagai pasangannya. "Jadi ketika pasangan tidak menunjukkan, langsung terasa sekali kehilangannya. Padahal mungkin situasinya yang belum memungkinkan," jelas Vania. Akhirnya, hal tersebut melahirkan ketergantungan yang tidak sehat dalam hubungan. Perlu diingat juga bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. "Yang awalnya fun, jadi sesuatu yang berlebihan. Akhirnya itu menjadi penjara bagi pasangan kita dan diri sendiri," tutur Vania. 

2. Isolation 
Ciri harmful relationship selanjutnya adalah segregation atau membuat kita terisolasi. "Kita jadi menarik diri dari orang yang penting seperti keluarga, teman,, dan relasi lainnya," jelas Vania. Kita menjauhi mereka dan hanya menghabiskan waktu dengan pasangan. Kita juga jadi tidak percaya pada mereka dan hanya menggantungkan diri pada pasangan. 

3. Extreme Jelousy 
"Outrageous desire yaitu yang benar posesif, cemburuan, dan tidak percaya" ujar Vania. Di mana pasangan membatasi pergaulan kita, terutama dengan lawan jenis dan kerap menuduh bahwa kita berselingkuh tanpa adanya bukti ataupun fakta. "Bukan berarti karena kita pacaran, kita jadi kehilangan kehidupan sosial," tangkas Vania. 

4. Belitting 
"Deprecating atau menjadikan kita bahan tertawaan," ujar Vania. Ia menjadikan kekurangan kita atau fisik kita sebagai bahan candaan. Atau bahkan ia menyebutkan rahasia kita yang memalukan di depan orang lain, sebagai bahan candaan. Ia menganggap hal tersebut sepele dan tidak terima ketika kita marah. 

"'Ok gini aja masa kamu marah, lebay.' Padahal, kita sudah percaya pada pasangan untuk menjaga hal itu," tutur Vania. Tetapi besoknya memperlakukan kita dengan sangat berbeda, seperti melakukan quiet treatment. Membuat kita bertanya-tanya apa ada yang salah hingga ia berubah. "Atau kita nge-visit tapi tidak dibalas bahkan hingga berhari-hari, kemudian dia tiba muncul cuek aja," tutup Vania.

Komentar