Bisa Dideteksi Kelainan Jantung Bawaan Di Trimester Pertama Kehamilan

Susterslot-Ditrimester pertama kehamilan sudah dideteksi kelainan jantung bawaan pada janin, ditrimester pertama itu jantung pada janin sudah mulai terbentuk dan sudah mulai berkembang. Biasanya memang beberapa kelaianan yang kompleks itu baru akan kelihatan di akhir trimester pertama sampai trimester ketiga, kata Dokter spesialis Bedah Toraks kardiovaskular,dr.William Makdinata,Sp.BTKVS, yand ditulis oleh Antara dan dirangkum oleh "Susterslot" situs terpercaya. 

Apabila bayi yang terlahir terindikasi memiliki jantung bawaan, william menganjurkan untuk segera membawanya ke dokter jantung anak. Dan setelah itu jantung anak akan berkonsultasi dengan dokter bedah toraks kordiovaskular untuk menentukan tindakan penanganan selanjutnya, termasuk opsi bedah. Dan kelainan jantung bawaan harus ditangani dengan langkah operasi, dan untuk penyakit jantung bawaan yang tidak biru umumnya hanya menjalani kontrol dan observasi secara berkala. 

Sedangkan apabila penyakit jantung bawaan bersifat kompleks atau biru, perlu tindakan pembedahan."Pada umumnya, kelainan kompleks itu butuh tindakan pembedahan. Kalau yang simpel, penyakit tertentu itu kita bisa observasi berkala seperti PDA, kadang bisa tutup sendiri," terangnya.Kementerian Kesehatan menyebut, menurut information perkiraan jumlah belum terlihat adanya tren peningkatan yang signifikan untuk kasus penyakit jantung bawaan pada bayi baru lahir.



Dilansir dari situs Kemenkes yang dirangkum oleh "susterslot.id", di dunia, setiap 1 dari 100 bayi lahir dengan PJB. Di Indonesia, negara dengan angka fertilitas (kesuburan) tinggi, terdapat kurang lebih 5 juta bayi lahir setiap tahun dengan 50.000 bayi lahir dengan PJB dan 12.500 dengan PJB berat. Hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki beban kesehatan tinggi terhadap kelainan ini (PJB). 

Namun demikian, seperti dilansir Antara, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini ada sekitar 12 ribu anak Indonesia yang mengalami kelainan jantung. Oleh karena itu, dia menambahkan, perlu adanya tindakan pertolongan segera, seperti dengan operasi jantung.

Nadia mengatakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kelainan genetik dari kedua orang tua yang punya penyakit jantung, obat-obatan teragogenik. Selain itu, gaya hidup orang tua juga berpengaruh, seperti kebiasaan mengonsumsi obat-obatan natural, terutama saat kehamilan.Apa itu penyakit jantung bawaan? Dilansir dari situs Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kondisi medis yang terjadi ketika bayi lahir dengan kelainan pada jantungnya.



Kelainan ini dapat melibatkan struktur jantung seperti katup atau dinding jantung, atau pembuluh darah yang masuk atau keluar dari jantung.Beberapa bayi lahir dengan hanya satu jenis kelainan jantung bawaan, sementara yang lain menderita beberapa jenis kelainan jantung bawaan. Ada beberapa jenis penyakit jantung bawaan, di antaranya defek septum chamber, yaitu PJB yang terjadi saat dinding antara bilik kanan dan kiri jantung bayi tidak terbentuk dengan sempurna. 

Ada pula defek septum ventrikular terjadi saat dinding antara chamber kanan dan kiri jantung bayi tidak terbentuk dengan sempurna.Selain defek septum, jenis PJB lainnya yaitu stenosis aorta yang terjadi saat katup aorta bayi mengalami penyempitan, kelainan transposisi arteri besar yang terjadi saat pembuluh darah besar yang membawa darah dari jantung ke paru-paru dan ke seluruh tubuh bayi tertukar dan Truncus arteriosus yang terjadi saat hanya ada satu pembuluh darah keluar dari jantung bayi. 

Faktor risiko untuk terkena penyakit jantung bawaan di antaranya yaitu adanya riwayat keluarga dengan PJB, penyakit kronis ibu selama kehamilan, dan kekurangan gizi pada ibu selama kehamilan. Namun, pada sebagian besar kasus, penyebab pasti penyakit jantung bawaan tidak diketahui. Gejala penyakit jantung bawaan dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kelainan. 

Beberapa bayi dengan kelainan jantung bawaan tidak menunjukkan gejala, sementara yang lain mengalami sesak napas, kelelahan, dan penurunan nafsu makan. Bayi juga dapat mengalami penurunan berat badan dan kesulitan dalam minum atau makan.

Komentar