Dampak Konsumsi Gula Berlebihan Pada Anak Sangat Beresiko

Susterslot-Resiko mengkonsumsi gula yang berlebihan pada anak akan mengalami berbagai gangguan kesehatan kronis.Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menyatakan bahwa anak dibawah 1 tahun sebaiknya diberikan gula sedikit mungkin. 

Dan menurut American Academy of Pediatric (AAP), yang dirangkum oleh "susterslot", batasan konsumsi gula tambahan untuk anak usia 2 tahun ke atas adalah kurang dari 25 gram atau sekitar 6 sendok teh perhari. 

Anak-anak dibawah usia 2 tahun sebisa mungkin dihindarkan dari konsumsi makanan dan minuman dengan tambahan gula, Yang disarankan oleh AAP. Pada sekarang ini, banyak makanan dan minuman yang tinggi gula.



Gula tidak hanya dalam bentuk gula pasir (rafinasi), akan tetapi bisa dalam bentuk sirup jagung Fruktosa tinggi, dekstrosa, jus buah, dan madu.

Di rangkum "susterslot.id", anak-anak yang konsumsi gula lebih dari batasan yang dianjurkan beresiko mengalami kondisi berikut : 


 1. Obesitas 
Konsumsi gula berlebihan pada anak-anak yang mudah terlihat adalah kenaikan berat badan dan obesitas, Reema Patel, ahli gizi anak di Dietian Fit & Co, menjelaskan bahwa makanan yang mengandung terlalu banyak gula, seperti biskuit atau permen, dapat mengakibatkan kenaikan berat badan yang tidak sehat karena mengandung banyak kalori, dan makanan yang mengandung gula hanya sedikit mengandung nutrisi lain, meski tinggi kalori. Sehingga, jenis makanan ini sering disebut kalori kosong. 

Adanya peningkatan asupan kalori anak, jika tidak digunakan sebagai energi, bisa disimpan sebagai lemak tertentu dalam tubuh anak-anak dan ini menjadikan anak obesitas, yang merupakan biang kerok dari berbagi penyakit kronis. Gula juga mempegaruhi hormon yang terkait dengan nafsu makan dan rasa kenyang. Mengkonsumsi gula terlalu banyak dapat meningkatkan kadar hormon ghrelin (memicu rasa lapar) pada anak, sekaligus menurunkan kadar hormon peptida (penekan nafsu makan). Selain itu, gula memiliki sifat aditif, yang bisa membuat anak-anak menginginkanya terus-menerus setelah sekali mencoba. 

 2. Kerusakan Gigi 
Konsumsi gula yang tinggi meningkatkan resiko gigi berlubang, yang merupakan alasan utama anak-anak dirawat di rumah sakit. Sebuah survei oleh Publik Health England mene mukan tidak sedikit anak-anak berusia 5 tahun mengalami gigi berlubang. Sangat menyakitkan dan menyusahkan bila terjadi kerusakan gigi terutama anak-anak, dan gigi yang rusak dapat memicu infeksi serta masalah lainnya. Salah satu penyebab kerusakan gigi adalah kebersihan mulut, hal ini karena gigi anak-anak yang dikenal dengan gigi susu berfungsi sebagai penganti gigi dewasa mereka. 

 3. Kekurangan gizi 
Yang diperlukan anak-anak adalah memerluka pola makan yang penuh dengan nutrisi penting agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, termasuk zat besi, kalsium, vitamin C, kalium, dan vitamin serta lainnya serta anak-anak memerlukan banyak protein dan serat,yang ditemukan dalam buah, sayuran, dan biji-bijian utuh. Akan tetapi banyak anak yang kekurangan nutrisi penting ini karena mereka mengkonsumsi makanan tidak sehat yang mengandung banyak gula. Terlalu banyak gula dapat mempengaruhi nutrisi yang diterima anak saat mereka tumbuh dan berkembang, kata Petel. 

4. Gangguan Perkembangan Otak 
Banyak penilitian juga menunjukan bahwa konsumsi terlalu banyak gula juga dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Glulkosa (jenis gula) adalah sumber energi otak, yang membutuhkan jumlah yang tepat untuk menjalankan fungsi kognitif, seperti berpikir,belajar, dan mengingat dam apabila anak-anak dibiasakan mengonsumsi terlalu banyak gula justru fungsi otak mereka mengalami gangguan. 

5. Gangguan Tidur 
Dan bila dibiasakan dengan pola makan yang mengandung banyak gula juga menganggu kualitas tidur anak, yang dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berpikir dan belajar. Hal ini dikarenakan tidur sangat penting bagi perkembangan anak,karena berhubungan dengan perhatian, ingatan, dan pengendalian hambatan. Dari penjelasan Patel, jika seorang anak mengkonsumsi terlalu banyak gula,kualitas tidurnya dipengaruhi secara negatif, yang dapat menganggu pembelajaran dan perilaku di sekolah.

Komentar